Setiap manusia memiliki takdir cintanya
Setiap manusia berharap mendapat pasangan yang sempurna
Benarkah hal itu ada ?
Benarkah hal itu nyata ?
Setiap dongeng biasanya berakhir bahagia
Kisah tentang pengembaraan cinta anak manusia
Tapi itu hanya dongeng, bukan kisah nyata
Sedang hidup tak selamanya berakhir bahagia
Mengapa manusia terlalu mudah menebar pesona
Dengan alasan pencarian sebuah cinta
Apakah cinta seperti berhala?
Yang wajib disembah-sembah manusia
Allah memberi ke dalam jiwa manusia sebentuk cinta
Bukan untuk diumbar, bukan untuk ditebar semaunya
Karena kesejatian cinta akan berganti arah
Saat orientasi tak lagi lurus kepada Allah semata
Layaknya manusia aku pun mendamba
Kan hadirnya sebentuk cinta
Namun aku tak berani menerima
Bila yang datang hanya menganggapku sebagai persinggahan sementara
Padanya yang menganggap ku sebagai persinggahan
Aku melantunkan sejumput doa
Kelak, pasti kan kau dapati selaksa kebahagiaan
Begitupun denganku pasti kan ku jumpai secarik kebaikan
Ampuni aku jika lancang mengatakan
Bahwa kau telah menganggapku sebagai persinggahan
Karena secara tidak langsung, aku hanyalah persinggahan bukan???
Sudahlah, tak mengapa kawan!
Sudahlah, tak ingin ku permasalahkan!
Kawan, setelah ini kita mungkin tak kan pernah bertemu
Tak akan ada interaksi intens
Hanya akan menimbulkan bias
Dan kita tak ingin itu terjadi bukan?
Padanya yang menganggapku sebagai persinggahan
Aku menguntai harap
Bila kau dapati aku banyak kealpaan
Maka maafkanlah lalu lupakanlah aku
Tak ku sesali aku pernah berproses
Tak ku sesali yang telah terjadi
Tak perlu ditangisi bila akan berakhir
Yang ku sesali pernah ada bilur keresahan di hati
Kini, waktunya menata hati kembali
Dan mengumpulkan kepingan hikmah yang berserak
Semoga Allah berkenan mengampuni
Bila aku tak mampu menjaga hati
Tepatkah keputusanku ini
Aku tak tahu pasti
Karena Allah aku pernah membuka hati
Karena Allah pula aku mesti menutup hati
Rasa itu mungkin akan hadir kembali
Bila Allah memang mengkhendaki
Namun yang pasti tidak untuk saat ini
Azzamku hanya boleh mencintai saat akad terjadi
Maaf, bila aku tak mampu mempertahankan
Suatu prosesi yang tengah dijalankan
Bukan karena aku tak menginginkan
Tapi aku tak ada pilihan
Manusia hanya mampu merencanakan
Tak berhak untuk memutuskan
Maka pantaskah bagiku memaksakan?
Sedang hatinya dan hatiku tak ada kesiapan
Maka izinkan aku menjauh dari kehidupan
Seorang lelaki yang ada dihadapan
Biar Allah saja yang memutuskan
Adakah jodoh terbentang didepan
Maafkan bila aku memilih melepaskan
Sungguh aku tak berhak memaksakan
Karena engkau pantas mendapatkan
Wanita berbudi dan itu bukan aku, kawan!!
Sungguh indah cara Allah mempertemukan
Ketika hati membutuhkan jawaban
Atas setiap tanya yang ku titipkan
Pada Allah sang pemilik kehidupan
Adakah yang lebih indah ketika Allah mengabulkan
Ketika aku meminta kekuatan
Allah pun memberiku berbagai permasalahan
Hingga aku harus berpikir cara untuk penyelesaian
Adakah yang lebih indah ketika Allah mengabulkan
Ketika aku meminta ketegaran
Allah pun memberiku batu ujian
Hingga aku harus berkeras hati menaklukan keegoan
Adakah yang lebih indah ketika Allah mengabulkan
ketika hati tengah mencari suatu pelabuhan
Allah pun menangguhkan
untuk suatu masa yang aku sendiri tak tahu kapan
Sungguh beruntung menjadi orang beriman
Setiap kesedihan terganti dengan kebahagiaan
Setiap kesulitan terganti dengan kemudahan
Hingga menjalani hidup cukup dengan senyuman
Tak ku dapatkan apa yang ku mau
Tak ku temukan pemilik tulang rusukku
Tak ku rengkuh belahan jiwaku
Namun aku mendapat satu lagi kawan sejatiku
** ku dedikasikan untuk seorang yg pernah memberi arti dalam hidup **
Setiap manusia berharap mendapat pasangan yang sempurna
Benarkah hal itu ada ?
Benarkah hal itu nyata ?
Setiap dongeng biasanya berakhir bahagia
Kisah tentang pengembaraan cinta anak manusia
Tapi itu hanya dongeng, bukan kisah nyata
Sedang hidup tak selamanya berakhir bahagia
Mengapa manusia terlalu mudah menebar pesona
Dengan alasan pencarian sebuah cinta
Apakah cinta seperti berhala?
Yang wajib disembah-sembah manusia
Allah memberi ke dalam jiwa manusia sebentuk cinta
Bukan untuk diumbar, bukan untuk ditebar semaunya
Karena kesejatian cinta akan berganti arah
Saat orientasi tak lagi lurus kepada Allah semata
Layaknya manusia aku pun mendamba
Kan hadirnya sebentuk cinta
Namun aku tak berani menerima
Bila yang datang hanya menganggapku sebagai persinggahan sementara
Padanya yang menganggap ku sebagai persinggahan
Aku melantunkan sejumput doa
Kelak, pasti kan kau dapati selaksa kebahagiaan
Begitupun denganku pasti kan ku jumpai secarik kebaikan
Ampuni aku jika lancang mengatakan
Bahwa kau telah menganggapku sebagai persinggahan
Karena secara tidak langsung, aku hanyalah persinggahan bukan???
Sudahlah, tak mengapa kawan!
Sudahlah, tak ingin ku permasalahkan!
Kawan, setelah ini kita mungkin tak kan pernah bertemu
Tak akan ada interaksi intens
Hanya akan menimbulkan bias
Dan kita tak ingin itu terjadi bukan?
Padanya yang menganggapku sebagai persinggahan
Aku menguntai harap
Bila kau dapati aku banyak kealpaan
Maka maafkanlah lalu lupakanlah aku
Tak ku sesali aku pernah berproses
Tak ku sesali yang telah terjadi
Tak perlu ditangisi bila akan berakhir
Yang ku sesali pernah ada bilur keresahan di hati
Kini, waktunya menata hati kembali
Dan mengumpulkan kepingan hikmah yang berserak
Semoga Allah berkenan mengampuni
Bila aku tak mampu menjaga hati
Tepatkah keputusanku ini
Aku tak tahu pasti
Karena Allah aku pernah membuka hati
Karena Allah pula aku mesti menutup hati
Rasa itu mungkin akan hadir kembali
Bila Allah memang mengkhendaki
Namun yang pasti tidak untuk saat ini
Azzamku hanya boleh mencintai saat akad terjadi
Maaf, bila aku tak mampu mempertahankan
Suatu prosesi yang tengah dijalankan
Bukan karena aku tak menginginkan
Tapi aku tak ada pilihan
Manusia hanya mampu merencanakan
Tak berhak untuk memutuskan
Maka pantaskah bagiku memaksakan?
Sedang hatinya dan hatiku tak ada kesiapan
Maka izinkan aku menjauh dari kehidupan
Seorang lelaki yang ada dihadapan
Biar Allah saja yang memutuskan
Adakah jodoh terbentang didepan
Maafkan bila aku memilih melepaskan
Sungguh aku tak berhak memaksakan
Karena engkau pantas mendapatkan
Wanita berbudi dan itu bukan aku, kawan!!
Sungguh indah cara Allah mempertemukan
Ketika hati membutuhkan jawaban
Atas setiap tanya yang ku titipkan
Pada Allah sang pemilik kehidupan
Adakah yang lebih indah ketika Allah mengabulkan
Ketika aku meminta kekuatan
Allah pun memberiku berbagai permasalahan
Hingga aku harus berpikir cara untuk penyelesaian
Adakah yang lebih indah ketika Allah mengabulkan
Ketika aku meminta ketegaran
Allah pun memberiku batu ujian
Hingga aku harus berkeras hati menaklukan keegoan
Adakah yang lebih indah ketika Allah mengabulkan
ketika hati tengah mencari suatu pelabuhan
Allah pun menangguhkan
untuk suatu masa yang aku sendiri tak tahu kapan
Sungguh beruntung menjadi orang beriman
Setiap kesedihan terganti dengan kebahagiaan
Setiap kesulitan terganti dengan kemudahan
Hingga menjalani hidup cukup dengan senyuman
Tak ku dapatkan apa yang ku mau
Tak ku temukan pemilik tulang rusukku
Tak ku rengkuh belahan jiwaku
Namun aku mendapat satu lagi kawan sejatiku
** ku dedikasikan untuk seorang yg pernah memberi arti dalam hidup **
aku nulis novel, judulnya sama kaya novelku.
BalasHapus